UGM Bentuk Emergency Response Unit, Perkuat Tanggap Darurat Bencana Hidrometeorologi Sumatera

by -22 Views
banner 468x60

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA — Universitas Gadjah Mada (UGM) memaparkan kontribusinya dalam percepatan penanggulangan bencana hidrometeorologis di Sumatera melalui konferensi pers yang digelar di Balairung UGM, Selasa (23/12/2025). Kegiatan ini menjadi respons atas bencana banjir dan longsor yang melanda sejumlah wilayah di Sumatra pada November–Desember 2025 yang menyebabkan kerusakan infrastruktur dasar, terisolasinya wilayah, serta meningkatnya jumlah korban terdampak.

banner 336x280

Rektor UGM, Prof Ova Emilia menjelaskan bahwa UGM hadir sebagai bagian dari masyarakat yang ikut bergerak bersama dalam menghadapi situasi krisis kebencanaan. UGM telah membentuk Emergency Response Unit yang bekerja secara lintas disiplin untuk mendukung penanganan bencana dari fase darurat hingga pemulihan.



Ia menambahkan, sebagai institusi pendidikan, UGM berupaya menghadirkan ilmu pengetahuan agar dapat berkontribusi langsung dalam proses kebijakan kebencanaan.

“Kami sebagai institusi pendidikan menghadirkan ilmu untuk ikut berkontribusi dalam perencanaan, pengambilan keputusan, dan tindak lanjut dari apa yang harus dilakukan,” ujar Ova.

Melalui working group tersebut, UGM telah melakukan sejumlah langkah nyata, antara lain identifikasi mahasiswa asal daerah terdampak, pemberian pendampingan psikologis, bantuan logistik, serta keringanan biaya UKT. UGM juga berkoordinasi dengan KAGAMA di wilayah terdampak untuk memetakan kebutuhan masyarakat.

Dalam aspek tanggap darurat, UGM mendorong penguatan komando dan koordinasi cepat antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan perguruan tinggi sejak fase siaga. Selain itu, UGM menekankan pentingnya aksi operasional segera berbasis peringatan dini, analisis cepat wilayah terdampak, serta pemulihan akses logistik dan layanan dasar.

UGM juga mengembangkan dukungan berbasis data melalui Geoportal Informasi Kebencanaan bekerja sama dengan BRIN dan BNPB. Geoportal ini memuat peta tematik wilayah terdampak, jalur evakuasi, lokasi shelter, serta kebutuhan darurat berbasis participatory mapping untuk mendukung pengambilan keputusan yang cepat dan terintegrasi.

Dalam jangka menengah dan panjang, UGM mendorong penguatan kajian risiko multi-bahaya, penerapan prinsip Build Back Better dalam rehabilitasi dan rekonstruksi, serta pengembangan hunian sementara Rumah Geunira yang dirancang adaptif, berkelanjutan, dan dapat dibangun mandiri oleh masyarakat.

Di bidang kesehatan dan psikososial, UGM mengirimkan tim medis dan psikolog ke lokasi bencana serta melakukan pelatihan bagi relawan. UGM menegaskan bahwa layanan kesehatan fisik dan mental harus berjalan sejak hari pertama bencana agar dampak trauma tidak berkepanjangan dan proses pemulihan dapat berlangsung lebih optimal.

Melalui konferensi pers ini, UGM menegaskan komitmennya untuk terus berkontribusi secara ilmiah, teknis, dan kemanusiaan dalam memperkuat sistem penanggulangan bencana nasional, khususnya menghadapi risiko bencana hidrometeorologis yang semakin kompleks akibat perubahan iklim.

banner 336x280

No More Posts Available.

No more pages to load.