Telusur Rasa Jogokariyan, Peserta dapat Pengalaman Jadi Rewang Bagi Takjil 3.500 Porsi

by -1 Views
banner 468x60

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA — Jogokariyan menjadi Lokasi kedua digelarnya kegiatan Telusur Rasa Ramadhan yang merupakan rangkaian dari Gelora Rasa 2025. Kegiatan berkonsep culinary walking tour yang digelar Republika dan Dje Djak Rasa tersebut diikuti puluhan peserta dengan menjelajahi Jogokariyan dan mempelajari gastronomi khas kawasan tersebut pada Ahad (16/3/2025).

banner 336x280

Telusur Ramadhan di Jogokariyan dilakukan dengan mengelilingi kawasan dengan khas nama dari prajurit, mulai dari Pasar Prawirotaman, Joglo Kalurahan Mantrijeron, dan Masjid Jogokariyan pada sore hari menjelang berpuasa yang ditempuh dengan jarak 1-2 kilometer.

Selama kegiatan berlangsung, peserta diberikan edukasi tidak hanya terkait budaya maupun Sejarah Prawirotaman dan Jogokariyan. Namun, peserta juga mempelajari gastronomi Prawirotaman dan Jogokariyan, terlebih di Prawirotaman yang memiliki pasar modern namun masih menjual jajanan tradisional dan juga terdapat bakmi jawa yang legendaris.

Perjalanan pun dilengkapi dengan pemandu acara yang menceritakan asal usul penamaan Prawirotaman dan Masjid Jogokariyan, serta jalan-jalan berkeliling dan memberikan kuis kepada peserta di setiap tempat pemberhentian.

“Penamaan Prawirotaman berasal dari Prawiro dan Tama. Prawiro berarti prajurit, berani, atau perwira, sedangkan Tama berarti ahli, pandai, utama. Jadi, Prawirotaman berasal dari prajurit yang berada di baris terdepan,” ungkap pemandu acara yang juga salah satu founder Dje Djak Rasa, Annisa Rizki Astanti.

“Selanjutnya penamaan Jogokariyan merupakan nama prajurit di Keraton, dan Mantrijeron berasal dari kata Mantri yang berarti prajurit dan Jeron berarti dalam. Jadi, Mantrijeron berarti menteri di dalam lingkungan istana yang paling dekat dengan pemimpinnya,” kata Tanti menambahkan.

Dengan kondisi cuaca saat itu yang sangat cerah dan mendukung perjalanan, peserta sangat semangat berjalan untuk mengelilingi Prawirotaman sampai Jogokariyan dan mempelajari gastronominya.

Peserta yang berasal dari beragam daerah dan berbagai kalangan sangat antusias mengikuti kegiatan tersebut. Salah satunya Mahfudz, yang terlihat bersemangat menjawab pertanyaan dari Nurul penutur rasa di kelompok 1 saat menjelaskan sejarah Prawirotaman tentang Geger Sepoy.

“Saya tau kak, Geger Sepoy itu penyerbuan pasukan Inggris terhadap Keraton Yogyakarta,” kata Mahfudz.

Acara ini dilengkapi juga dengan pengalaman peserta menjadi volunteer rewang (pembantu-Red) di Masjid Jogokariyan serta membagi makanan sebanyak 3.500 porsi untuk pengunjung.

Sebelum terjun langsung berkesampatan menjadi volunteer di Masjid Jogokariyan, salah satu peserta mengungkapkan bahwa dia sudah tidak sabar untuk bertindak menjadi rewang.

“Ini salah satu hal yang paling aku tunggu-tunggu. Udah enggak sabar mau ikut rewang berbagi makanan di Masjid Jogokariyan,” ungkap salah satu peserta.

Setelah rewang, para peserta kemudian berbuka bersama dengan nasi sayur kembang waru yang merupakan menu berbuka puasa pada hari itu di Masjid Jogokariyan. Mereka berbuka bersama di joglo Kalurahan Mantrijeron.

Sembari berbuka puasa, peserta mengungkapkan kesannya selama mengikuti acara tesebut. Salah satunya adalah Izmi yang mengungkapkan kesan mengikuti acara Telusur Rasa Jogokariyan dan pengalaman rewang-nya.

“Kebetulan ini Telusur Rasa kedua aku. Sebelumnya aku pernah ikut Telusur Rasa yang di Pasar Kranggan dan sekarang di Prawirotaman sekalian experience rewangan di Masjid Jogokariyan. Tentunya seru banget karena sebelumnya aku belum pernah. Untuk ke Pasar Prawirotaman saja ini aku pertama kalinya walaupun aku orang Jogja. Tapi sayang pasarnya tutup jadi kurang bisa explore tapi kalau malam katanya buka,” kata Izmi.

Total terdapat 30 peserta yang mengikuti Telusur Rasa Ramadhan di Jogokariyan. Peserta berasal dari berbagai kalangan dan seperti mahasiswa hingga pekerja, bahkan juga dari berbagai daerah baik di DIY maupun di luar DIY.

Peserta dibagi menjadi dua kelompok, dengan masing-masing didampingi satu storyteller dan satu runner. Selain di Jogokariyan, Telusur Rasa Ramadhan digelar di dua Lokasi lainnya yakni Kotagede pada 8 Maret dan di Kauman pada 23 Maret 2025.

Salah satu storyteller Dje Djak Rasa, Ratri mengatakan salah satu tujuan digelarnya Gelora Rasa termasuk Telusur Rasa Ramadhan dalam rangkaian acaranya yakni untuk mengenalkan sejarah dan budaya kuliner khas Yogyakarta. Terlebih, di Ramadhan ini banyak kuliner yang hanya muncul di bulan puasa dan tidak diketahui banyak orang.

Selain itu, kegiatan ini juga digelar semangat untuk memberikan awareness kepada Masyarakat khususnya wisatawan dari luar daerah bahwa Yogyakarta juga terdapat daya tarik di Ramadhan. Sebab, selama ini banyak wisatawan yang berlibur ke Yogyakarta hanya pada libur panjang. Padahal di momentum Ramadhan juga banyak daya tarik yang dimiliki Yogyakarta, salah satunya sejarah dan budaya kuliner.

“Ramadhan juga punya daya tarik, punya cerita yang enggak banyak orang tahu. Lewat Gelora Rasa ini kita mencoba ngasih tahu orang bahwa bulan ini ada nilainya,” ucap Ratri.

Khusus untuk kegiatan Telusur Rasa Ramadhan digelar dengan sistem pay as you wish. Artinya, nominal yang dibayarkan peserta tidak ditentukan, namun diberikan secara sukarela sesuai dengan kesan dan pengalaman yang dirasakan atau didapatkan peserta.

Tahun ini, Telusur Rasa Ramadhan di Jogokariyan di antaranya disponsori oleh Mandiri Utama Finance, Bank Syariah Indonesia (BSI), Budi Mulia Dua Culinary School, Blue Heron Restaurant, Toko Baju Renang Danisha Distro, Avoskin, Warung Spesial Sambal (SS), dan Warung Oseng Ndeso.

banner 336x280

No More Posts Available.

No more pages to load.