Sopir Bus Cahaya Trans yang Terguling di Tol Krapyak Negatif Narkoba

by -25 Views
banner 468x60


Kondisi bangkai bus PO Cahaya Trans bernomor polisi B 7201 IV pascakecelakaan terparkir di kawasan Gerbang Tol Muktiharjo, Semarang, Jawa Tengah, Senin (22/12/2025). Berdasarkan data posko gabungan Natal 2025 dan Tahun Baru 2026 mencatat 16 penumpang meninggal dunia dan 18 penumpang lainnya mengalami luka-luka imbas kecelakaan tunggal bus PO Cahaya Trans rute Jatiasih–Yogyakarta tersebut pada Senin (22/12) dini hari.

banner 336x280

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG — Kabid Humas Polda Jawa Tengah (Jateng) Kombes Pol Artanto mengungkapkan, sopir bus Cahaya Trans yang terguling di simpang susun exit tol Krapyak, Kota Semarang, telah menjalani pemeriksaan narkoba. Hasil tesnya negatif.

“Hasil dari pemeriksaan darah memang negatif (narkoba),” ungkap Artanto saat memberikan keterangan pers di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) dr Kariadi, Senin (22/12/2025).



Mengonfirmasi kembali keterangan Kapolda Jateng Irjen Pol Ribut Hari Wibowo, Artanto menyebut, sopir yang mengendarai bus Cahaya Trans memang sopir pengganti atau cadangan. Artanto mengungkapkan, bus berangkat dari Bogor dengan tujuan akhir Yogyakarta.

“Sempat berhenti di Subang untuk berganti sopir. Saat ini, sopir sudah diamankan untuk diambil keterangannya oleh pihak kepolisian,” ujar Artanto.

Dia menambahkan, saat ini polisi masih menyelidiki semua hal terkait kecelakaan bus Cahaya Trans yang menelan 16 korban jiwa, termasuk kondisi atau kelayakan kendaraan. “Saat ini masih berproses penyelidikan dari pihak kepolisian, khususnya dari Satlantas Polrestabes Semarang,” ucapnya.

“Kami masih menunggu juga hasil proses pemeriksaannya dan juga olah TKP menggunakan TAA (traffic accident analysis). Tentunya hasil ini akan dianalisa dan dalam waktu dekat akan kita sampaikan kepada rekan-rekan wartawan,” tambah Artanto.

Bidang Kedokteran dan Kesehatan (Biddokkes) Polda Jateng telah mengidentifikasi seluruh korban tewas kecelakaan bus Cahaya Trans di simpang susun exit tol Krapyak, Kota Semarang, yang berjumlah 16 jiwa. Pengidentifikasian jenazah dilakukan dengan pemeriksaan sidik jari, ciri fisik, dan properti.

“Dapat kami sampaikan di sini bahwa dari 16 korban yang meninggal, telah teridentifikasi semua. Dari 16 itu, 10 teridentifikasi melalui sidik jari, empat teridentifikasi melalui sidik jari dan ciri fisik, satu teridentifikasi melalui sidik jari dan properti, dan yang terakhir melalui sidik jari dan gigi,” ungkap Kepala Biddokkes Polda Jateng Kombes Agustinus saat memberikan keterangan pers di RSUP dr. Kariadi.


Advertisement

banner 336x280

No More Posts Available.

No more pages to load.