Siswa Bekal Serangga Puthul untuk Lauk Santap MBG di Gunungkidul

by -7 Views
banner 468x60

Jakarta, CNN Indonesia

Siswa kelas 7F SMP 1Paliyan, Gunungkidul, Yogyakarta viral karena membawa bekal tidak biasa. Dia membawa olahan serangga puthul buatan orang tuanya sambil menyantap makan bergizi gratis (MBG) di sekolah.

banner 336x280

Guru SMPN 1 Paliyan, Ivani Ayudya, mengatakan peristiwa itu terjadi pada Senin (6/10) saat jam santap MBG di sekolah. Dia menjelaskan muridnya itu memang sengaja membawa puthul goreng. Pasalnya, pada hari Minggu (5/10) muridnya itu mencari puthul bersama orang tuanya.

“Jadi malam harinya dia mencari puthul sama orang tuanya. Nah, paginya dia bawa puthul ke sekolah,” ujarnya mengutip detikcom.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ivani juga menjelaskan muridnya membawa puthul karena masakan orang tuanya itu masih sisa di rumah. Selain itu rasanya juga enak.

“Karena enak dan ada sisa (puthul) lalu dibawa dia ke sekolah dan dimakan saat MBG,” ucapnya.

UGM buka suara

Kepala Pusat Studi Pangan dan Gizi Universitas Gadjah Mada (UGM), Sri Raharjo, mengatakan puthul di Gunungkidul biasa dikonsumsi. Kandungan protein menjadi yang mendominasi dari puthul, terutama jika dikeringkan. Proses pengeringan itu agar tidak mudah busuk.

“Kenapa dikeringkan ya karena itu bentuk pengawetan yang mudah yang bisa dilakukan oleh masyarakat, supaya serangga tadi setelah dipanen atau dimatikan tidak mudah busuk, maka bisa dikeringkan,” kata Raharjo mengutip detikJogja, Sabtu (11/10).

“Nah kalau sudah kering itu, yang kalau kering itu kan berarti yang berkurang hanya adalah airnya, berarti kadar proteinnya secara relatif akan meningkat. Kalau dalam bentuk kering mungkin kadar proteinnya bisa mencapai 30-40 persen,” sambungnya.

Kandungan lainnya yang terdapat dalam puthul adalah lemak tak jenuh atau Omega 3. Kandungan ini sama dengan kandungan lemak atau minyak yang terdapat dalam ikan.

“Tapi lemak jenis ini yang Omega 3 atau sebutannya lemak tidak jenuh. Terus juga ada kandungan vitamin B, ada juga kandungan zat besi dan juga kalsium,” jelasnya.

Kulit luar puthul ternyata juga bermanfaat karena mengandung zat kitin yang bermanfaat untuk pencernaan. Kandungan itu menjadi makanan mikroba baik yang ada di tubuh manusia.

“Kulit luarnya itu kan mirip seperti cangkang udang, substansinya adalah kitin. Kitin ini bisa dipandang sebagai polimer organik yang tidak mudah dicerna. Tapi itu bisa, kalau dikonsumsi di dalam usus itu nanti bisa dimanfaatkan oleh mikrobia baik atau istilahnya probiotik,” jelasnya.

“Mikrobia baik di dalam saluran pencernaan, ini untuk menjadi makanan mereka. Sehingga populasi mikrobia baik dalam saluran pencernaan kita bisa tetap terjaga dan tumbuh dengan baik,” tambahnya.

Namun Raharjo juga menjelaskan ada berbagai reaksi tubuh pada sebagian orang yang alergi. Hal itu dipengaruhi oleh protein dalam puthul.

“Respons konsumen atau individu terhadap alergen (zat pemicu reaksi) yang dikonsumsi itu beda-beda. Artinya ada orang yang biduran atau gatal-gatal saat makan belalang goreng, tapi sebagaian tidak,” ungkapnya.

“Itu artinya masing-masing individu punya respons yang beda. Kalau untuk serangga ini mungkin cara yang relatif mudah dipraktikkan masyarakat ya mengenali sendiri, kalau dia mengonsumsi itu bakal timbus reaksi atau tidak,” pungkas dia.

Baca berita lengkapnya di sini.

(tim/dal)


[Gambas:Video CNN]

banner 336x280

No More Posts Available.

No more pages to load.