
Oleh : Prof Ema Utami (Direktur Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Universitas Amikom Yogyakarta)
REPUBLIKA.CO.ID, Kemajuan teknologi Artificial Intelligence (AI) terus melaju pesat dan memengaruhi berbagai aspek kehidupan. Teknologi berbasis AI kini hadir di sekitar kita, mulai dari aplikasi yang memberikan rekomendasi, pengelola kebugaran, hingga teknologi untuk eksplorasi luar angkasa. Bahkan, desain motor roket pun kini melibatkan AI. Perkembangan ini tentu membawa potensi, peluang, sekaligus tantangan dan ancaman bagi berbagai pihak termasuk dunia pendidikan tinggi.
Di Universitas Amikom Yogyakarta, riset dan pengembangan AI telah menjadi bagian penting dalam kegiatan akademik. Penelitian mahasiswa S1 dan, khususnya, sejak berdirinya S2 Informatika pada tahun 2009 dan S3 Informatika pada tahun 2023, makin banyak riset yang bersinggungan erat dengan teknologi AI ini.
Keseriusan pemerintah dalam mendukung AI juga terlihat dari adanya Strategi Nasional Kecerdasan Artifisial 2020–2045 serta penyusunan peta jalan AI 2025–2045. Sejalan dengan Astacita pemerintah saat ini, Visi Digital Indonesia 2045, dan Indonesia Emas 2045, maka Universitas Amikom Yogyakarta resmi mendirikan Pusat Pengembangan AI pada Senin, 4 Agustus 2025.
Pendirian pusat ini merupakan langkah konkret dari kampus dalam usaha untuk mengintegrasikan riset, pendidikan, dan inovasi teknologi AI guna memberikan dampak nyata bagi masyarakat. Visi pusat ini selaras dengan visi Universitas dan LPPM, yaitu menjadi pusat unggulan dalam pengembangan dan inovasi AI untuk mendukung ekonomi kreatif dan kewirausahaan yang berdaya saing global dan berkelanjutan, serta berkontribusi dalam menebar kebajikan.
Pusat Pengembangan AI ini mengadopsi lima pilar misi yang juga menjadi fokus utama dalam peta jalan AI nasional, yaitu: Etika, Data, Talenta, Investasi, dan Inovasi.
Seperti dalam tulisan kolom ini pekan lalu, etika merupakan nilai yang tidak dapat dilepaskan dalam pengembangan AI. Banyak bidang yang tersentuh oleh perkembangan AI saat ini sangat memerlukan perhatian etika dalam penggunaannya, sebagai contoh dalam bidang animasi, penulisan, hingga pengajaran. Dengan demikian menanamkan etika dalam pengembangan AI untuk teknologi yang adil, transparan, dan bertanggung jawab menjadi mutlak harus dilakukan. Dan hal tersebut dijadikan misi pertama dari pusat pengembangan AI ini.
Salah satu penyebab utama bias dalam sistem AI adalah kualitas data yang juga cukup sering diulas dalam kolom ini. Maka dari itu, pengelolaan dan pemanfaatan data yang aman, inklusif, berkualitas, dan berkelanjutan guna mendukung sistem AI yang akurat dan bermanfaat bagi masyarakat menjadi fokus misi kedua.
Pusat Pengembangan AI ini berkomitmen mengembangkan talenta AI yang unggul, berintegritas, dan berdaya saing global melalui pendidikan, pelatihan, serta kolaborasi lintas disiplin ilmu dan lintas generasi yang dijadikan sebagai misi ketiga. Perbedaan latar belakang dan generasi justru bisa menjadi kekuatan jika dikelola dengan baik. Sebanyak 18 program studi menjadi potensi besar dalam pengembangan AI ini.
Membangun ekosistem yang mendukung investasi dalam riset dan pengembangan AI untuk pertumbuhan ekonomi kreatif, dengan keterlibatan sektor publik dan swasta menjadi misi keempat yang ditetapkan. Kerja sama dengan berbagai pihak yang telah dilakukan, seperti dengan Frogs Indonesia, pemerintah daerah, serta pencapaian hibah baik dalam dan luar negeri akan terus diperkuat untuk membangun ekosistem yang berkelanjutan.
Saat ini sudah banyak inovasi berbasis AI yang dihasilkan oleh dosen dan mahasiswa Universitas Amikom Yogyakarta, seperti kursi pintar di bidang kesehatan, kandang pintar di bidang peternakan, drone pintar di bidang pertanian, dan lainnya. Pusat Pengembangan AI ini pada misi kelimanya akan terus mendorong lahirnya inovasi-inovasi yang berdampak nyata dalam ekonomi kreatif dan kewirausahaan, serta memberikan solusi bagi tantangan sosial dan lingkungan.
Pendirian Pusat Pengembangan AI ini bukan hanya bentuk kesiapan Universitas Amikom Yogyakarta dalam menghadapi era AI, tetapi juga manifestasi dari semangat menebar kebajikan melalui ilmu pengetahuan dan inovasi. Semoga pusat ini menjadi tempat tumbuhnya talenta, riset, dan inovasi yang membawa manfaat luas serta menjadi bagian dari kontribusi Indonesia menuju masa depan yang beretika, unggul, dan berkelanjutan.
Ayat ke-2 dari surat AL Ma’idah yang cukup akrab didengar saat melakukan perjalanan umrah dan khususnya haji semoga dapat dijadikan pengingat bersama, “Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kamu melanggar syiar-syiar (kesucian) Allah, jangan (melanggar kehormatan) bulan-bulan haram, jangan (mengganggu) hadyu (hewan-hewan kurban) dan qalā’id (hewan-hewan kurban yang diberi tanda), dan jangan (pula mengganggu) para pengunjung Baitulharam sedangkan mereka mencari karunia dan rida Tuhannya! Apabila kamu telah bertahalul (menyelesaikan ihram), berburulah (jika mau). Janganlah sekali-kali kebencian(-mu) kepada suatu kaum, karena mereka menghalang-halangimu dari Masjidilharam, mendorongmu berbuat melampaui batas (kepada mereka). Tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan permusuhan. Bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah sangat berat siksaan-Nya.” Wallahu a’lam.