
Jakarta, CNN Indonesia —
Kisah Kumora Cookies berawal dari tugas wirausaha skala mahasiswa yang dikerjakan oleh Destia Ardha Dewati bersama teman kampusnya. Tak disangka, proyek ini justru menjadi cikal bakal usaha yang menghasilkan omzet hingga Rp2 juta per bulan.
Pada 2024 lewat Program Pembinaan Mahasiswa Wirausaha (P2MW), Destia bersama tim melihat potensi ikan tuna yang melimpah di Indonesia dan dikenal memiliki kandungan protein tinggi, bersamaan dengan daun kelor yang dianggap memiliki banyak manfaat dan dapat dikonsumsi semua kalangan usia. Dari kedua bahan utama itu, mereka menciptakan produk bernama Kumora Cookies yang diharapkan dapat menjadi camilan bergizi, sekaligus berkontribusi dalam menurunkan angka stunting.
“Nama Kumora sendiri merupakan kepanjangan dari Kukis Ikan Tuna dan Moringa. Moringa sendiri adalah nama ilmiah dari tanaman kelor. Nama ini dipakai karena kukis kami dibuat dari daging ikan tuna dan daun kelor sebagai bahan utamanya,” kata Destia.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ternyata, kiprah Kumora Cookies tak sebatas proyek mahasiswa. Beberapa bulan setelah didirikan, Kumora Cookies resmi bergabung di Rumah BUMN BRI Jakarta Pusat, yang kemudian menerima pembinaan serius dan terstruktur, termasuk pendampingan perizinan dan pengembangan usaha. Produk Kumora Cookies kini telah mengantongi Nomor Induk Berusaha (NIB), PIRT, serta sertifikat halal MUI.
Destia melalui Kumora Cookies pun terus berinovasi, antara lain dengan meluncurkan Kumora Crackers yang tetap berbahan baku ikan tuna dan daun katuk, yang dikenal baik untuk meningkatkan produksi ASI pada ibu menyusui.
“Jadi, kalau Kumora Cookies fokus kami pada anak-anak dan ibu hamil, sementara Kumora Crackers pada anak-anak dan ibu pasca melahirkan,” katanya.
Hingga saat ini, produk Kumora Cookies dijual di Jakarta dan sekitarnya. Beberapa produk juga merambah ke luar Jabodetabek, seperti Yogyakarta, Tegal, Ciamis, dan Purwokerto. Produk-produk Kumora Cookies juga tersedia secara daring melalui TikTok Shop dan Shopee.
Tak hanya keuntungan secara bisnis, bergabung di Rumah BUMN BRI diakui memberikan manfaat besar bagi pengembangan diri Destia dan timnya.
“Sebagai pengusaha yang juga masih berstatus mahasiswa tingkat akhir, kami mendapatkan banyak sekali manfaat dan pengalaman. Kami bisa memanajemen waktu dengan lebih baik, mengingat sistem jualan kami pakai sistem pre-order. Jadi, kami mengumpulkan pesanan, baru kemudian ke tahap produksi. Cara-cara menjalankan usaha yang efektif itu kami dapatkan dengan bergabung di Rumah BUMN BRI ini,” tutur Destia.
Kemudian, Rumah BUMN BRI Jakarta Pusat juga disebut membantu Destia memperluas jejaring dan kemitraan usaha. Ia berharap, ke depannya Kumora Cookies bisa terus berkembang, menjangkau seluruh Indonesia, dan diekspor ke luar negeri.
Pada kesempatan terpisah, Corporate Secretary BRI, Agustya Hendy Bernadi mengungkapkan bahwa program Rumah BUMN sangat efektif dalam memberdayakan pengusaha, baik di segmen mikro maupun ultra mikro, agar dapat terus tumbuh dan berkembang.
Melalui Rumah BUMN binaan BRI, UMKM diberdayakan untuk melek teknologi melalui digitalisasi hingga mampu ekspor. Saat ini tercatat dari total lebih dari 446 ribu UMKM yang terdaftar, sebanyak 99.897 UMKM Go Digital, 73.832 di antaranya Go Online, serta 872 UMKM sudah Go Global.
Adapun sektor yang dibina oleh Rumah BUMN BRI termasuk industri kreatif seperti fesyen, makanan dan minuman, aksesoris dan kecantikan, serta dekorasi rumah dan kerajinan sebanyak 126.294 UMKM. Sementara 320.280 UMKM lainnya berasal dari sektor jasa perdagangan, layanan, pertanian, peternakan, perkebunan, perikanan, dan sektor-sektor lainnya.
(rea/rir)