Kearifan Lokal Ubah Sampah Jadi Berkah, AKPRIND Atasi Sampah di Madurejo

by -7 Views
banner 468x60

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA — Tumpukan sampah yang selama ini menjadi persoalan pelik di Desa Madurejo, Sleman, perlahan mulai terurai berkat sentuhan teknologi dan semangat gotong royong masyarakat. Melalui program Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) yang diinisiasi oleh dosen Universitas AKPRIND Indonesia, sampah domestik kini tak lagi sekadar limbah, melainkan diubah menjadi sumber daya baru yang memberikan nilai ekonomis.

banner 336x280

Tim PkM AKPRIND yang diketuai oleh Taufiq Hidayat, ST, MEng, bersama anggota tim Dr Hadi Saputra, ST, MEng, dan Angge Devi Warisaura, ST, MEng menyasar Kelompok Masyarakat Pengelola (KMP) Cendrakeswara di Padukuhan Dukuh. Mereka melihat potensi besar dalam pengelolaan sampah mandiri yang telah dirintis masyarakat, namun terkendala oleh keterbatasan alat dan teknologi.



“Persoalan sampah di sini cukup kompleks, terutama sampah organik dan anorganik yang tercampur sehingga sulit diolah,” ujar Taufiq Hidayat.

“Masyarakat sudah punya semangat untuk memilah, tetapi proses pengolahan selanjutnya membutuhkan alat yang efisien. Di sinilah kami hadir membawa solusi teknologi tepat guna, yang disesuaikan dengan kebutuhan lokal,” katanya menambahkan.

Teknologi Tepat Guna: Mesin Pencacah Kompos dan Pengepres Botol Plastik

Sebagai bagian dari program yang didanai oleh Direktorat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (DPPM) Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi, tim AKPRIND menyerahkan dua unit mesin andalan: mesin pencacah kompos dan mesin pengepres botol plastik. Mesin pencacah kompos dirancang khusus untuk mengolah sampah organik seperti sisa makanan, daun, dan ranting menjadi kompos yang lebih cepat matang. Dengan alat ini, sampah organik yang tadinya menumpuk dan menimbulkan bau tidak sedap dapat diubah menjadi pupuk yang bermanfaat bagi lahan pertanian atau pekarangan warga.

Di sisi lain, mesin pengepres botol plastik mengatasi masalah sampah anorganik, khususnya botol plastik yang menumpuk. Mesin ini mampu mengecilkan volume botol plastik hingga 80 persen, membuatnya lebih mudah disimpan, diangkut, dan dijual ke pengepul. “Sebelumnya, kami kesulitan mengolah sampah organik karena prosesnya manual dan memakan waktu lama. Botol plastik juga menumpuk karena tempat penyimpanan terbatas,” tutur seorang perwakilan KMP Cendrakeswara. “Dengan mesin ini, pekerjaan kami jadi jauh lebih ringan. Sampah organik langsung dicacah dan jadi kompos, sementara botol plastik yang sudah dipres lebih laku dijual,” katanya menambahkan.

Kolaborasi Akademisi dan Masyarakat Lokal

Program PkM ini tidak hanya sebatas penyerahan alat. Tim AKPRIND juga memberikan pendampingan intensif, mulai dari pelatihan operasional dan perawatan mesin, hingga edukasi tentang pentingnya pemilahan sampah sejak dari rumah. Kolaborasi ini menunjukkan bagaimana ilmu pengetahuan di perguruan tinggi dapat diaplikasikan secara nyata untuk memecahkan masalah di tengah masyarakat.

“Pendekatan kami adalah memberdayakan. Bukan hanya memberikan alat, tapi juga pengetahuan dan keterampilan agar masyarakat bisa mandiri,” jelas Dr Hadi Saputra, yang fokus pada aspek teknis mesin.

“Alat yang kami rancang sederhana, mudah dioperasikan, dan perawatannya tidak rumit, sehingga cocok untuk skala komunitas,” tuturnya.

Sementara itu, Angge Devi Warisaura, yang memiliki latar belakang Teknik Lingkungan, menekankan aspek keberlanjutan dari program ini. “Kami berharap, inisiatif ini tidak berhenti di sini. Dengan adanya mesin ini, kesadaran masyarakat untuk mengelola sampah dari hulu ke hilir akan semakin meningkat. Sampah yang tadinya dipandang sebagai masalah, kini benar-benar menjadi berkah, baik secara lingkungan maupun ekonomi,” katanya.

Hasil Pelatihan Mesin Pencacah Kompos Organik

Keberhasilan program di Madurejo ini menjadi contoh nyata sinergi antara kearifan lokal, di mana masyarakat memiliki kesadaran untuk mengelola lingkungannya, dengan inovasi teknologi. Melalui kombinasi ini, sampah yang selama ini membebani dapat diubah menjadi produk bernilai dan menciptakan lingkungan yang lebih bersih dan sehat. Program ini juga menjadi bukti komitmen Universitas AKPRIND dalam menjalankan perannya sebagai perguruan tinggi yang memberikan kontribusi nyata bagi masyarakat. Program ini didanai oleh Hibah PKM oleh karena itu, tim PkM AKPRIND berterima kasih kepada DPPM Kemendikti sanistek atas dukungan yang diberikan.

banner 336x280

No More Posts Available.

No more pages to load.