KAI Hadirkan Refleksi Kepemimpinan dan Transformasi Melalui Bedah Buku “Masinis yang Melintasi Badai”

by -4 Views
banner 468x60

PT Kereta Api Indonesia (Persero) bersama Kompas.com menghadirkan ruang refleksi penuh makna melalui acara Bedah Buku: “Didiek Hartantyo, Masinis yang Melintasi Badai”, yang digelar di Gramedia Makarya Matraman, Jakarta, Rabu (30/7). Buku ini tidak sekadar mendokumentasikan perjalanan seorang pemimpin, melainkan menjadi cermin dari bagaimana karakter, keberanian, dan nilai kemanusiaan dapat membentuk arah transformasi sebuah organisasi besar di tengah masa-masa paling menantang.

Ditulis secara natural dan berdasarkan kejadian nyata, buku ini merekam bagaimana Didiek Hartantyo memimpin KAI melewati krisis pandemi tanpa satu pun pemutusan hubungan kerja. Ketika banyak perusahaan memilih efisiensi ekstrem, Didiek justru melindungi setiap Insan KAI dan mendorong inovasi secara berkelanjutan. Ia percaya bahwa tantangan bukan alasan untuk mundur, tetapi peluang untuk tumbuh.

banner 336x280

“Transformasi bukan soal system, ini soal karakter. Soal keberanian untuk tetap manusiawi di tengah badai,” ujar Didiek.

Bagi Didiek, setiap keputusan harus diambil dengan keyakinan, bukan ketakutan. Di tengah tekanan, Ia menegaskan.

“Kita tidak boleh lebih kecil dari masalah. Kita harus lebih besar dari tantangan. Karena setiap krisis menyimpan peluang.” Kalimat ini tidak hanya menjadi prinsip pribadi, tetapi juga nilai yang menjalar ke seluruh ekosistem KAI.

Ia tidak berjalan sendiri, Ia mengajak semua pihak untuk berkolaborasi, karena baginya mengatasi masalah tidak bisa sendiri. Harus kolaboratif, karena solusi lahir dari kekuatan bersama.

Zulfikar Akbar, penulis buku ini menjelaskan bahwa proses penulisan dilakukan secara natural dan mengalir. Tidak ada yang ditambahkan atau dikurangi, karena kenyataan itu sendiri sudah sangat kuat. Ia menyebut Didiek sebagai pemimpin yang tenang, tidak suka menyalahkan keadaan, dan justru membangun mindset baru di saat krisis. Buku ini adalah bentuk apresiasi terhadap keberanian yang tidak bicara banyak, tapi memberi dampak besar.

Hal senada disampaikan Vice President Sustainability KG Media Wisnu Nugroho, yang menyebut Didiek sebagai pemimpin yang menjalankan dua peran penting sekaligus: pemimpin formal yang mengarahkan struktur, dan pemimpin informal yang membangun budaya kerja melalui keteladanan.
Menurut Wisnu, “Pak Didiek datang di saat yang paling sulit. Tapi justru dari situlah beliau menanam nilai. Kepemimpinan yang tidak mengeluh, tidak menyalahkan, tapi justru menghadirkan perubahan.”

Transformasi yang dilakukan bukanlah slogan, tetapi nyata dan dirasakan. Inovasi seperti Panoramic Train, boarding face recognition, serta fitur carbon footprint diluncurkan bukan hanya untuk membangun citra, melainkan sebagai bagian dari tanggung jawab perusahaan terhadap masa depan. Aplikasi Access by KAI diperkuat untuk menjangkau pelanggan secara digital, dan kepercayaan publik terus tumbuh. Di bawah kepemimpinan Didiek, KAI dipercaya mengoperasikan LRT Jabodebek dan Whoosh, serta mencatatkan laba Rp2,2 triliun pada 2024. Berbagai penghargaan pun diraih, seperti Gatra Award dan Marketer of the Year.

Dengan tema “Karya Bukan Aman-Aman Saja: Berani, Berproses, Berdampak”, acara ini mengangkat semangat bahwa keberanian untuk berubah sering kali lahir dari keterbatasan.

Didiek memimpin bukan untuk menjadi populer, melainkan untuk menjadi berdampak. “Saya tidak ingin dikenang karena jabatan. Saya ingin dikenang karena dampak. Karena kepemimpinan adalah soal nilai, bukan posisi,” ungkap Didiek.

Menutup acara, Didiek menyampaikan pesan penuh harapan bagi generasi muda.

“Kalian lahir di era yang penuh ketidakpastian. Tapi jangan takut, buku ini adalah bukti bahwa bertahan dan berdampak itu mungkin,” ucapnya.

Ia meyakini bahwa dalam setiap tantangan, ada ruang untuk doa, keyakinan, dan keberanian untuk terus melangkah.

“This will be done. Bukan janji, tapi komitmen, komitmen untuk terus bergerak meski jalannya tak mudah,” tutup Didiek.

“Masinis yang Melintasi Badai” bukanlah buku tentang kesempurnaan. Ia adalah kisah tentang bertahan di tengah ketidaksempurnaan dunia. Tentang keputusan-keputusan yang diambil dengan kesadaran bahwa dampak jauh lebih penting dari pencitraan. Tentang harapan, bahwa siapa pun kita, dari posisi mana pun, bisa menjadi bagian dari perubahan besar, asal punya keberanian untuk memilih jalan yang bermakna.

banner 336x280

Artikel ini juga tayang di VRITIMES

No More Posts Available.

No more pages to load.