Ini Alasan BPJS Kesehatan Diklaim Masuk Nominasi Nobel Perdamaian 2025

by -9 Views
banner 468x60


Jakarta, CNN Indonesia

banner 336x280

Direktur Utama BPJS Kesehatan Ali Ghufron Mukti mengkelaim institusi yang dipimpinnya masuk nominasi penerima Hadiah Nobel Perdamaian 2025.

Ali mengeklaim nominasi yang didapat BPJS Kesehatan ini sebelumnya diajukan oleh Center for Peace and Security, Coventry University, Inggris.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

“Jadi yang mengusulkan itu bukan BPJS, bukan,” ucap Ali usai memberikan kuliah umum di Kampus 3 Universitas Ahmad Dahlan (UAD), Yogyakarta, Sabtu (18/10).

Hadiah Nobel Perdamaian 2025 telah dianugerahkan kepada aktivis demokrasi asal Venezuela, Maria Corina Machado, atas perjuangannya mempertahankan demokrasi di tengah kepemimpinan diktator Presiden Nicolas Maduro.

Selama ini, Komite Nobel di Norwegia sebagai penanggung jawab Hadiah Nobel tidak pernah membocorkan siapa yang masuk nomonasi. Peraih Nobel terutama Perdamaian pun memiliki sejumlah kriteria.

Mengutip pendiri Nobel, Alfred Nobel, Hadiah Nobel Perdamaian diberikan kepada “seseorang yang telah melakukan upaya paling besar atau terbaik dalam mempererat persaudaraan antarbangsa, menghapus atau mengurangi kekuatan militer permanen, serta mendorong terselenggaranya kongres perdamaian.”

Sementara itu, Ghufron mengelaim pengusulan nominasi Hadiah Nobel ini didasarkan pada penilaian terhadap BPJS sendiri. Menurutnya, nilai-nilai gotong royong yang dijalankan BPJS Kesehatan mencerminkan perdamaian dan kemanusiaan.

“Yang menarik adalah karena nilai-nilai lokal gotong royong yang menjadi ‘benchmark’ (tolok ukur), karena namanya ‘peace’ atau damai tu tidak hanya bebas dari konflik. Ini menurut yang mengusulkan, BPJS untuk mendapatkan nominasi Nobel itu,” ujar dia.

Ali Ghufron bahkan mengklaim penghargaan Nobel yang pernah diterima Grameen Bank di Bangladesh pada 2006 masih kalah berdampak dibandingkan sistem BPJS Kesehatan.

Grameen Bank memperoleh Nobel karena upaya lembaga itu membantu kelompok miskin memperoleh akses pinjaman dengan saling menjamin antaranggota.

Sedangkan sistem yang dijalankan BPJS Kesehatan tidak hanya berfokus pada akses finansial, melainkan menjamin kesehatan seluruh warga negara.

Bahkan, menurut dia, sistem itu turut mendorong penciptaan lapangan kerja serta menekan angka kemiskinan akibat beban biaya pengobatan.

“Yang jelas kalau dibanding Nobel prize yang diterima di Bangladesh, ini jauh-jauh lebih bagus, dan jauh lebih berdampak,” ucap Ali Ghufron.

Seperti diwartakan, Nobel Perdamaian tahun ini diberikan kepada pemimpin oposisi Venezuela, Maria Corina Machado, atas perjuangannya membela demokrasi di negaranya.

Pengumuman itu disampaikan oleh Komite Nobel di Stockholm, Jumat, 10 Oktober 2025.

Komite Nobel menyebut Machado pantas menerima Nobel Perdamaian berkat kerja tanpa lelahnya memajukan hak-hak demokrasi rakyat Venezuela dan atas perjuangannya mewujudkan transisi dari kediktatoran menuju demokrasi.

(antara/rds)


[Gambas:Video CNN]

banner 336x280

No More Posts Available.

No more pages to load.