DPRD DIY Wanti-wanti Lonjakan Harga Jelang Nataru

by -20 Views
banner 468x60

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA — Menjelang libur Natal dan Tahun Baru (Nataru), sejumlah harga kebutuhan pokok di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) mulai mengalami kenaikan. Kondisi tersebut mendapat perhatian serius dari Komisi B DPRD DIY yang mengingatkan Pemerintah Daerah untuk menjaga stabilitas harga sekaligus memastikan kenyamanan wisatawan selama momentum liburan akhir tahun.

banner 336x280

Ketua Komisi B DPRD DIY Andriana Wulandari menyampaikan Pemerintah Daerah DIY bersama seluruh pemangku kepentingan untuk terus memastikan kesiapan menghadapi periode libur Nataru, terutama terkait stabilitas pasokan pangan, kelancaran distribusi, dan pengendalian harga di pasar. Ini penting dilakukan guna memastikan tak ada gejolak inflasi yang signifikan.



“Dalam beberapa hari terakhir, tercatat kenaikan harga sejumlah bahan pokok, terutama beras, cabai, dan telur. Komisi B meminta Dinas Perdagangan dan instansi terkait untuk segera mengambil langkah stabilisasi, termasuk operasi pasar dan koordinasi distribusi agar harga-harga kembali terkendali,” kata Andriana Wulandari, Senin (22/12/2025).

Andriana mengakui bahwa periode libur akhir tahun kerap diiringi peningkatan permintaan yang berpotensi memicu gejolak harga. Karena itu, upaya stabilisasi perlu dilakukan melalui pasar murah dan operasi pasar yang terkoordinasi di seluruh wilayah DIY. Arahan tersebut telah menjadi pembahasan dalam Rakordal dan langsung ditindaklanjuti oleh dinas-dinas terkait. 

Pasar murah dan operasi pasar telah berjalan di sejumlah titik sebagai strategi utama pemerintah DIY bersama kabupaten/kota untuk mencegah inflasi musiman.

“Pasar murah dan operasi pasar sudah dimulai lewat sinergi DIY dan kabupaten/kota. Harga boleh naik sedikit, tetapi jangan terlalu ekstrem. Pedagang tetap harus mendapat keuntungan, tapi jangan sampai memanfaatkan liburan untuk menaikkan harga terlalu tinggi,” ungkapnya.

Selain stabilitas harga, Komisi B juga menyoroti kondisi di lapangan yang mulai dipadati oleh wisatawan. Ia mewanti-wanti khususnya terhadap praktik-praktik yang berpotensi merugikan masyarakat dan wisatawan. Lonjakan tarif parkir maupun kenaikan harga makanan yang tidak wajar diminta untuk dicegah sejak awal agar tidak menimbulkan keresahan.

Masyarakat juga diminta siap menerima kehadiran setiap pengunjung, baik wisatawan, warga asal DIY yang pulang kampung, maupun pengunjung lain yang menghabiskan liburan di Kota Pelajar.

“Sejak sekarang semua elemen harus bersiap diri. Sambut dengan ramah dan baik para wisatawan, jangan ada nuthuk harga agar wisatawan tidak kapok,” kata dia.

Momentum Nataru ini harus menjadi peluang besar bagi sektor pariwisata DIY. Yogyakarta diharapkan mampu menjadi rujukan wisatawan nusantara maupun mancanegara, mendekati daya tarik destinasi seperti Bali. Kemudahan akses transportasi, termasuk Tol Solo–Jogja yang telah tersambung hingga Prambanan, Sleman, disebut semakin membuka peluang wisatawan untuk singgah dan menginap lebih lama. Dengan kemudahan akses tersebut, ada kemungkinan wisatawan tidak hanya sekadar melintas, tetapi juga singgah, menginap, dan menikmati berbagai destinasi wisata serta kuliner lokal.

banner 336x280

No More Posts Available.

No more pages to load.