Curhat Kontributor TVRI Yogya Dirumahkan Imbas Efisiensi Anggaran

by -11 Views
banner 468x60

Yogyakarta, CNN Indonesia

Sejumlah pekerja kontrak Lembaga Penyiaran Publik Televisi Republik Indonesia (LPP TVRI) di Yogyakarta dirumahkan imbas pemberlakuan efisiensi anggaran oleh pemerintah.

banner 336x280

Salah satu pekerja kontrak itu adalah Yusuf Adhitya Putratama (34). Pria yang karib disapa Adhit itu merupakan salah satu kontributor TVRI wilayah Gunungkidul, DIY yang dirumahkan per 6 Februari 2025 kemarin.

Lewat akun media sosial pribadinya, dia turut membagikan momen mendatangi kantor TVRI Yogyakarta untuk menerima keputusan dirumahkan tersebut.


ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dalam unggahannya, terlihat Adhit juga berpamitan dengan para karyawan lain yang diwarnai suasana haru di kantor lembaga penyiaran yang berada di Jalan Magelang, Kecamatan Mlati, Sleman tersebut.

Kepada CNNIndonesia.com, Adhit mengaku baru mendapat pemberitahuan mengenai penonaktifan dirinya ini baru pada 5 Februari 2025 kemarin atau sehari sebelum dia dipanggil ke kantor.

“H-1 (dirumahkan) itu saya diinfo ada rapat, terus ditanya sudah tahu belum sementara kontri (kontributor) juga tenaga honorer dirumahkan,” kata Adhit saat dihubungi, Senin (10/2).

Adhit menuturkan, dalam rapat itu petinggi kantornya menyampaikan sebenarnya tak ingin menempuh keputusan merumahkan para pekerja kontrak ini. Tapi, apa daya. Kebijakan diet ketat anggaran membuat mereka tidak punya pilihan lain.

Lantaran syok, Adhit sampai kurang fokus memperhatikan dalih-dalih yang disampaikan jajaran pemimpin. Dalam benaknya waktu itu adalah ‘datangi kantor–dengar keputusan pimpinan–pulang’.

“Kalau ngomongnya kantor itu dirumahkan karena efisiensi anggaran,” ujarnya.

“Cuma secara kontrak itu belum diputus, tapi ya kami tidak tahu kapan (dibutuhkan lagi), jadi statusnya digantung,” sambungnya.

[Gambas:Instagram]

Adhit selaku kontributor merupakan pekerja kontrak di lembaga penyiaran milik negara itu. Statusnya adalah karyawan dengan Perjanjian Kerja Waktu Terbatas (PKWT). Dia mengatakan kontraknya diperbarui setiap tahun di jaringan televisi yang mengudara sejak 1962 silam. 

Dia telah tujuh tahun bekerja untuk TVRI Yogyakarta, dan itu baru separuh masa kerja seniornya yang menjadi kontributor untuk wilayah Kulon Progo, DIY. Dia mengatakan seniornya sudah mengabdi sebagai kontributor TVRI sejak 2009.

Adhit, selama tujuh tahun jadi kontributor, mengaku  Adhit cukup menggantungkan hidupnya dan keluarga dari penghasilannya di TVRI. Sebagai kontributor, Dia dibayar untuk setiap pemberitaan yang ditayangkan TVRI.

Dinamika cepat tak terprediksi

Terpisah, Muchamad Ridwan (43) alias Trembel yang menjadi kontributor TVRI Yogyakarta untuk wilayah Kabupaten Sleman sejak 2010 mengatakan setidaknya ada sekitar 17 pekerja kontrak yang dirumahkan sejak 6 Februari 2024.

Mereka, kata dia, terdiri dari tujuh kontributor di lima kabupaten/kota se-DIY. Dua di antaranya adalah Trembel dan Adhit. Sisanya yang dirumahkan meliputi editor, penyiar, serta juru bahasa isyarat.

Tugas dan tanggung jawab mereka di jaringan televisi itu setelah dirumahkan akan diganti oleh pegawai yang berstatus PNS di TVRI Yogyakarta.

“Intinya beliau-beliau pimpinan ini menyampaikan TVRI Yogyakarta tidak ada PHK (pemutusan hubungan kerja). Cuma dirumahkan, tak ada surat, hanya lisan, bilangnya ‘hingga waktu yang tak ditentukan’,” kata Trembel menceritakan rapat belasan orang yang dirumahkan itu dengan Kepala Stasiun TVRI Yogyakarta pada Kamis (6/2).

“Saat itu disampaikan karena anggarannya nol untuk kami-kami, karena pemangkasan-penghematan,” tutur dia kepada CNNIndonesia.com, Selasa (11/2).

Penjelasan dari keputusan itu telah membuat  Trembel dan rekan-rekannya yang dirumahkan demi efisiensi atau pemotongan anggaran oleh pemerintahan Prabowo Subianto itu jelas cukup mengagetkan. Pasalnya, kata dia, baru sekitar sepekan sebelumnya mereka yang terdiri dari 17 orang itu telah meneken kontrak kerja baru hingga Desember 2025.

Sekalipun, setelah teken kontrak baru itu Trembel dan kawan-kawan telah melihat gelagat diet anggaran ini.

Dia mengaku pada 31 Januari lalu muncul sebuah edaran bahwa segmen berita pada program ‘Jogja Hari Ini’ durasinya dipotong dari satu jam menjadi 30 menit saja.

Selain itu, setiap kontributor hanya diminta mengirimkan satu berita untuk program tersebut. Plus, satu berita kontributor akan ditayangkan di program ‘Yogyawarta’. Padahal, normalnya bisa dua atau tiga materi per hari.

“Nah baru Rabu itu (6 Februari dirumahkan) dipanggil ke kantor, dinamikanya memang cepat sekali, pimpinan juga bilang begitu,” kata Trembel.

Baca lanjutan curhat mereka di halaman selanjutnya



banner 336x280

No More Posts Available.

No more pages to load.