
REPUBLIKA.CO.ID, BANTUL — Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bantul mulai mengujicobakan Intermediate Treatment Facility (ITF) Pusat Karbonasi Bawuran sebagai salah satu tempat pengelolaan sampah di Bantul pekan depan. ITF ini dikatakan dapat mengolah sampah hingga 300 ton per hari.
Bupati Bantul, Abdul Halim Muslih mengatakan, ITF Bawuran ini merupakan salah satu insinerasi yang dimiliki oleh Kabupaten Bantul. Selain itu, ITF ini bagian penting untuk mewujudkan target Bantul Bersih Sampah Tahun 2025 (Bantul Bersama).
ITF Bawuran mendapat izin dari Dinas Lingkungan Hidup untuk menginsinerasi 50 ton sampah residu per hari. Sedangkan, untuk total kapasitasnya ITF Bawuran dapat menangani sampah hingga 300 ton per hari.
“ITF ini telah diberikan izin oleh DLH untuk membakar 50 ton sampah per hari, dan yang kita bakar adalah residunya. Rata-rata residu di Kabupaten Bantul ini 15 persen dari total timbunan sampah harian di Bantul yang mencapai 330 ton per hari,” kata Halim dalam keterangannya di Bantul belum lama ini.
Halim menyebut, sampah yang masuk ke ITF Bawuran nantinya akan dipilah melalui transfer conveyor, kemudian residunya dibakar dengan inseminator. “Nanti dipilah, yang 15 persennya saja sebesar 50 ton diinsinerasi atau dihanguskan. Jadi nanti hanya tersisa abunya, dan abu ini bukan termasuk limbah B3, bukan termasuk limbah berbahaya,” ucap Halim.
Mengingat ITF Bawuran yang memiliki kapasitas lebih dari 300 ton per hari, maka sisa kapasitas dari fasilitas ini akan dioptimalkan melalui kerja sama dengan Kabupaten/Kota di DIY. Pihaknya membuka peluang bagi Kota Yogyakarta dan Kabupaten Sleman agar sampah dari daerah tersebut juga dapat diolah di ITF Bawuran.
“Sisa kapasitas dari ITF Bawuran ini kita dedikasikan untuk sampah dari luar Kabupaten Bantul. Kapasitas per hari itu kita mengolah 300 ton sampah yang dipilah, yang 50 tonnya itu diinsinerasi. Sisa kapasitas tersebut, kami membuka peluang kerja sama dengan Kota Yogyakarta dan Kabupaten Sleman sehingga kapasitasnya ini bisa optimal dimanfaatkan,” jelasnya.
Lebih jauh, Halim menegaskan selain pembangunan infrastruktur, menanamkan budaya di masyarakat agar peduli dengan sampah juga sangat penting. Pihaknya akan mengerahkan Satpol PP untuk menertibkan masyarakat yang membuang sampah sembarangan di Bantul.
“Yang lebih sulit adalah membangun budaya peduli sampah di masyarakat kita, sehingga misalnya nanti setelah ITF ini beroperasi dengan sempurna, karena ini masih sekitar 10 persen bangunan ini yang harus kita selesaikan. Setelah ini selesai kemudian TPST Modalan beroperasi, TPST Dingkikan beroperasi. Tiba saatnya nanti penegakan hukum itu kita mulai,” katanya.
ITF Bawuran tersebut dibangun oleh Perusahaan Umum Daerah Aneka Dharma. Direktur Perumda Aneka Dharma, Yuli Budi Sasangka mengatakan, usai tahap uji coba, ITF Bawuran akan mulai menerima sampah pada April mendatang.
“Kita pastikan bahwa commissioning test ini sudah tidak ada kendala lagi. Harapannya maksimal kita sudah menerima sampah setidaknya untuk uji coba itu di minggu depan, sehingga kita pastikan di awal April kita sudah bisa menerima sampah,” kata Yuli.