Revitalisasi Bendungan Sermo: Dukung Irigasi Pertanian dI Jogjakarta

by -5 Views
banner 468x60

YOGYAKARTA, 12 Agustus 2025 – Kementerian Pekerjaan Umum (PU) menerapkan strategi revitalisasi infrastruktur sumber daya air yang unik untuk mendukung irigasi pertanian di Daerah Istimewa Yogyakarta. Melalui Bendungan Sermo di Kulon Progo, Kementerian PU menunjukkan bahwa pasokan air untuk ribuan hektare sawah dapat dioptimalkan dengan memanfaatkan jaringan sungai yang sudah ada, tanpa perlu membangun saluran irigasi primer baru.

Langkah itu dilakukan sebagai bagian dari
upaya pemerintah untuk memperkuat ketahanan pangan nasional, sejalan dengan
program Asta Cita yang dicanangkan Presiden Prabowo Subianto.

banner 336x280

Bendungan Sermo, yang dibangun pada periode
1994–1996, menjadi contoh nyata bagaimana infrastruktur yang dirawat dengan
baik mampu menjadi tulang punggung produktivitas pertanian melalui metode yang
efisien.

Saat meninjau program revitalisasi
Bendungan Sermo, Menteri PU, Dody Hanggodo, menjelaskan model pemanfaatan
bendungan yang berbeda dari bendungan pada umumnya. Ungkapnya, keunikan
bendungan ini terletak pada kemampuannya mengairi lahan pertanian secara luas
dengan mengandalkan aliran sungai yang dikendalikan dari bendungan.

“Bendungan ini sebenarnya salah satu
bendungan yang tidak memiliki saluran irigasi. Jadi irigasinya memanfaatkan
sungai-sungai yang ada dan kita kendalikan dengan bendungan. Ini juga bagus
bagaimana kita mengoptimalkan sumber daya air yang ada, yakni sungai untuk
irigasi,” kata Menteri Dody.

Secara teknis, air dari Bendungan Sermo
yang memiliki volume efektif 20,905 juta meter kubik dialirkan melalui Bendung
Pengasih. Dari sana, air didistribusikan ke tiga titik utama, yaitu Sungai
Pengasih Timur yang mengairi 821 hektare, Pengasih Barat untuk 1.206 hektare,
dan Bendung Peklik Jamal untuk 1.067 hektare. Total, bendungan ini melayani
irigasi seluas 3.150 hektare di Kecamatan Kalibawang, Kokap, dan Nanggulan.

Pemanfaatan model ini terbukti berhasil
meningkatkan pola tanam petani dari 215% menjadi 273%. Dampaknya, produksi padi
di wilayah layanan bendungan mencapai 49.087 ton gabah kering panen (GKP)
setiap tahunnya, dengan produktivitas rata-rata 6,04 ton per hektare.

Dalam kunjungan kerjanya, Menteri Dody juga
berdialog langsung dengan para petani yang tergabung dalam Perkumpulan Petani
Pemakai Air (P3A) dan Gabungan P3A Kulon Progo. Ia mendengarkan aspirasi
terkait perawatan jaringan irigasi dan kebutuhan penguatan kelembagaan.

Menanggapi aspirasi petani, Menteri Dody
menyatakan komitmen Kementerian PU untuk terus memperhatikan dan
menindaklanjuti masukan tersebut, guna memastikan fungsi bendungan dan saluran
irigasi berjalan optimal sepanjang tahun. Komitmen ini menegaskan bahwa
strategi revitalisasi bendungan dengan memanfaatkan saluran irigasi yang sudah
ada, seperti yang diterapkan di Bendungan Sermo, merupakan langkah efektif
untuk memastikan fungsi infrastruktur berjalan optimal dan mendukung target
swasembada pangan nasional.

“Harapan kami karena harga gabah ke
depan semakin meningkat, pupuk semakin lancar, jalan-jalan produksi pertanian
terus kita perbaiki, kesejahteraan petani terus meningkat sesuai dengan harapan
Bapak Presiden dan Indonesia swasembada pangan,” ujar Menteri Dody.

#SigapMembangunNegeriUntukRakyat

banner 336x280

Artikel ini juga tayang di VRITIMES

No More Posts Available.

No more pages to load.