Kolaborasi Berdampak untuk Kemandirian Bangsa

by -8 Views
banner 468x60

Oleh : Prof Ema Utami (Direktur Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Universitas Amikom Yogyakarta)

banner 336x280

REPUBLIKA.CO.ID, Ketegangan di kawasan Timur Tengah akibat konflik antara Iran dan Israel mulai mereda setelah tercapainya kesepakatan gencatan senjata sepekan lalu. Penghentian serangan rudal dari kedua belah pihak telah meredakan kekhawatiran pasar global yang sebelumnya mendorong lonjakan harga minyak mentah dan gas alam.

Ketakutan akan potensi penutupan Selat Hormuz oleh Iran, jalur strategis yang dilewati lebih dari 20 persen pasokan minyak dan gas dunia, sempat memicu gejolak harga. Wacana penutupan selat ini mencuat setelah parlemen Iran menyetujuinya sebagai respons atas serangan udara Amerika Serikat terhadap tiga fasilitas nuklir di Iran.

Ancaman penutupan Selat Hormuz oleh Iran sempat menimbulkan kekhawatiran di banyak negara pengimpor minyak dan gas dari kawasan Timur Tengah, termasuk Indonesia. Konflik Iran–Israel sejatinya menjadi pengingat penting akan rapuhnya ketergantungan terhadap pasokan energi global. Dari situ, kita bisa menarik pelajaran bahwa kemandirian dalam berbagai sektor, terutama energi dan teknologi, adalah sebuah keharusan bagi sebuah bangsa agar mampu bertahan di tengah dinamika dan tantangan global.

Dalam konteks ini, arah baru kebijakan pendidikan tinggi, sains, dan teknologi di Indonesia yang diusung melalui slogan ‘Diktisaintek Berdampak’ perlu dimanfaatkan oleh Perguruan Tinggi sebagai momentum untuk melahirkan inovasi yang berkontribusi nyata bagi kemandirian dan ketahanan nasional.

Salah satu dari delapan visi pembangunan nasional dalam Asta Cita adalah Penguatan Pertahanan dan Keamanan Nasional. Dalam mendukung pencapaian visi tersebut, perguruan tinggi, termasuk Universitas Amikom Yogyakarta memiliki peran strategis. Kemandirian dalam sektor pangan, energi, air, dan ekonomi merupakan fondasi utama bagi pertahanan nasional yang kokoh. Di Universitas Amikom Yogyakarta, pengembangan bidang unggulan Kecerdasan Artifisial saat ini difokuskan melalui LPPM agar berkontribusi langsung terhadap capaian Asta Cita serta mendukung pelaksanaan 17 Program Prioritas Nasional. Ini menjadi bukti nyata komitmen perguruan tinggi dalam memperkuat ketahanan bangsa melalui inovasi dan teknologi.

Universitas Amikom Yogyakarta terus berupaya memperkuat kolaborasi dengan berbagai mitra, baik dari dunia usaha dan industri, pemerintah daerah maupun pusat, serta institusi dalam dan luar negeri, demi mewujudkan visi pembangunan yang telah ditetapkan. Kerja sama yang telah terjalin dengan mitra dari Filipina, Vietnam, dan Timor Leste, misalnya, perlu segera ditindaklanjuti dengan langkah konkret melalui berbagai program dan kegiatan bersama.

Peluncuran Program Inisiatif Strategis Riset dan Hilirisasi Nasional 2025 oleh Kemendiktisaintek pada akhir Juni 2025 lalu menjadi momentum yang sangat tepat untuk mendorong percepatan implementasi hasil kolaborasi tersebut, sekaligus memperkuat kontribusi riset dan inovasi bagi pembangunan nasional dan regional.

Keterlibatan sumber daya manusia, baik dosen maupun mahasiswa, memegang peran kunci dalam mendukung keberhasilan berbagai inisiatif kolaboratif. Oleh karena itu, penyiapan SDM melalui peningkatan pengetahuan dan keterampilan, salah satunya melalui pendidikan tinggi menjadi langkah strategis yang tidak dapat diabaikan.

Universitas Amikom Yogyakarta, yang saat ini masih membuka pendaftaran mahasiswa baru gelombang 3 hingga 28 Agustus 2025 serta menawarkan berbagai program beasiswa, mengajak talenta muda untuk bergabung dan mengambil bagian dalam kolaborasi yang berdampak. Pentingnya keberadaan sumber daya manusia berpengetahuan ini juga ditegaskan dalam Alquran, surat Az-Zumar ayat 9, yang menyatakan keutamaan orang-orang berilmu, “(Apakah kamu orang musyrik yang lebih beruntung) ataukah orang yang beribadah pada waktu malam dengan sujud dan berdiri, karena takut kepada (azab) akhirat dan mengharapkan rahmat Tuhannya? Katakanlah, “Apakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?” Sebenarnya hanya orang yang berakal sehat yang dapat menerima pelajaran.” Wallahu a’lam.

banner 336x280

No More Posts Available.

No more pages to load.